Dosen MR UII Ubah Opini Publik Jadi Model Kebijakan
Kendaraan listrik kini menjadi topik hangat yang banyak diperbincangkan masyarakat urban. Tingginya kesadaran generasi muda, khususnya Gen Z, terhadap isu lingkungan dan energi terbarukan turut mendorong meningkatnya minat terhadap kendaraan listrik di Indonesia. Namun, di balik ramainya perbincangan publik tentang kendaraan listrik, adopsinya di Indonesia ternyata belum secepat yang dibayangkan. Berbagai faktor menjadi penyebabnya, terutama kebijakan pemerintah yang belum sepenuhnya menyesuaikan dengan kebutuhan dan ekspektasi masyarakat.
Masalah ini menarik perhatian Dr. Dwi Adi Purnama. Ia merupakan dosen Program Studi Manajemen Rekayasa, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII). Bersama tim peneliti lainnya, beliau melakukan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal internasional berjudul “Data-driven Public Policy for Electric Vehicles (EV) through Open Innovation and Dynamic Consumer Preferences.”
Dari Media Sosial Menjadi Pemodelan Data
Dalam penelitiannya, Dr. Dwi Adi menggunakan pendekatan yang tidak biasa. Alih-alih melakukan survei konvensional, tim peneliti memanfaatkan big data dari media sosial (Twitter/X) untuk menangkap opini publik secara real-time. Mereka mengumpulkan lebih dari 170 ribu cuitan masyarakat Indonesia terkait kendaraan listrik selama hampir satu dekade (2014–2023). Data ini kemudian dianalisis menggunakan teknik machine learning dan analisis sentimen untuk melihat bagaimana persepsi publik terhadap kendaraan listrik dari waktu ke waktu.
Dari hasil pengolahan data tersebut, tim menemukan berbagai topik utama yang sering dibahas masyarakat — mulai dari harga kendaraan, baterai, jarak tempuh, hingga infrastruktur pengisian daya. Analisis ini kemudian menjadi dasar lahirnya model inovatif bernama D-PII–IPA (Dynamic Product Improvability Index – Importance Performance Analysis). Pemodelan ini memungkinkan pemerintah untuk menentukan prioritas kebijakan dan inovasi produk berdasarkan opini publik yang terus berubah. Dengan memanfaatkan big data, kebijakan tidak lagi dibuat hanya dari sudut pandang pembuatnya, tetapi juga mempertimbangkan suara masyarakat sebagai pengguna akhir.
Hasil pemodelan ini juga menghasilkan sejumlah rekomendasi kebijakan, antara lain pemberian insentif harga, perluasan infrastruktur pengisian daya, serta peningkatan kenyamanan dan edukasi publik mengenai kendaraan listrik. Temuan ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah terkait strategi percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia secara lebih efektif dan berkelanjutan.
Perpaduan Data dan Teknologi untuk Masyarakat
Lebih dari sekadar riset kebijakan, penelitian ini menunjukkan bagaimana teknologi dan data dapat berkolaborasi untuk menghasilkan keputusan yang berdampak nyata. Model ini menjadi kontribusi penting dalam bidang Manajemen Rekayasa, karena berhasil mengintegrasikan teknologi data, analisis sistem, dan pengambilan keputusan strategis. Melalui karya ini, Dr. Dwi Adi Purnama menegaskan salah satu kekuatan utama bidang Manajemen Rekayasa — bagaimana seorang engineer-manager mampu menerjemahkan data dan teknologi menjadi dasar pengambilan keputusan yang cerdas, adaptif, dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Sumber: https://doi.org/10.1016/j.joitmc.2025.100583
Syawarani Gayatri






Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!