Yogyakarta, Januari 2025 — Dosen Program Studi (Prodi) Manajemen Rekayasa berkolaborasi dengan tim peneliti mahasiswa dari Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII), mengembangkan smart headphone inovatif yang mampu mengendalikan paparan kebisingan dan pencahayaan berlebih saat bermain video game. Hasil penelitian ini dituangkan dalam paper berjudul “Studi Pendahuluan Perancangan Smart Headphone untuk Pengendalian Paparan Kebisingan dan Pencahayaan” yang dipublikasikan melalui SEMNAS RISTEK (Seminar Nasional Riset dan Teknologi). Penelitian tersebut merupakan salah satu penelitian yang diselesaikan dosen manajemen rekayasa. 

Tim peneliti terdiri dari Ratih Dianingtyas Kurnia, Ph.D., dosen Prodi Manajemen Rekayasa, serta empat mahasiswa prodi Teknik Industri — Virna Kumala, M. Ilham Ivansyah, Nabila Alifah, dan Muhammad Ryan Febriansyah — yang berperan aktif dalam pengumpulan data, perancangan sistem, dan analisis hasil penelitian. menyoroti risiko kesehatan akibat paparan bising hingga 80 dB dan pencahayaan rendah saat bermain game. Kondisi tersebut dapat menurunkan konsentrasi hingga menyebabkan gangguan pendengaran dan penglihatan.

“Melalui riset ini, kami ingin menghadirkan teknologi wearable yang tidak hanya nyaman, tetapi juga mampu melindungi pengguna dari paparan berlebih,” ujar Ratih, dosen sekaligus peneliti utama.

Smart headphone ini mengintegrasikan sensor suara KY-038 dan sensor cahaya TSL45315 yang terhubung dengan Raspberry Pi sebagai pengendali utama. Sistem akan otomatis mengaktifkan fitur noise-cancellation atau memberikan notifikasi suara bila pengguna terpapar kebisingan atau cahaya di luar ambang batas aman.

Rancangan produk juga mengacu pada prinsip ergonomi dan antropometri, dengan menyesuaikan ukuran kepala dan telinga pengguna agar tetap nyaman digunakan dalam waktu lama. Analisis data menunjukkan seluruh dimensi tubuh responden berdistribusi normal, memastikan desain sesuai untuk berbagai ukuran pengguna.

Penelitian ini menjadi langkah awal menuju pengembangan teknologi audio cerdas yang berorientasi pada kesehatan pengguna. “Harapannya, riset ini bisa menjadi dasar bagi pengembangan wearable technology lain yang lebih adaptif dan ramah terhadap kondisi fisik manusia,” tambah Ratih.

Selain sebagai solusi bagi gamer, teknologi ini juga berpotensi diterapkan di sektor industri dan pendidikan yang memerlukan kontrol terhadap kebisingan dan pencahayaan lingkungan kerja.

Program Studi Manajemen Rekayasa FTI UII merupakan bidang yang menggabungkan disiplin teknik, manajemen, dan inovasi teknologi untuk menjembatani proses perancangan hingga implementasi solusi rekayasa yang bernilai bisnis. 

Mahasiswa di prodi ini dibekali kemampuan analisis sistem, manajemen proyek, serta pengembangan produk berbasis teknologi agar mampu mengelola sumber daya secara efisien dan berkelanjutan. Dengan karakter interdisipliner tersebut, Manajemen Rekayasa menjadi jurusan yang sangat relevan untuk mengembangkan produk inovatif seperti smart headphone ini, karena menuntut pemahaman tentang teknologi, kebutuhan pengguna, dan aspek manajerial dalam proses inovasi.

Sumber: Studi Pendahuluan Perancangan Smart Headphone untuk Pengendalian Paparan Kebisingan dan Pencahayaan

Rani Novalentina

Yogyakarta — Banyak calon mahasiswa yang aktif berorganisasi sejak SMA, seperti di OSIS atau Pramuka, sering ragu untuk memilih jurusan teknik saat kuliah. Mereka khawatir tidak punya ruang untuk melanjutkan kegiatan organisasi dan mengasah jiwa kepemimpinan.

Namun, hal itu tidak berlaku di Program Studi Manajemen Rekayasa (MR), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII). Justru, mahasiswa dengan latar belakang aktif organisasi sangat dibutuhkan. Jiwa pemimpin, kemampuan komunikasi, hingga keterampilan mengelola waktu yang sudah terbentuk sejak SMA menjadi bekal penting untuk berkuliah di jurusan ini dan sukses di dunia industri.

Menurut Sayyidah Maulidatul Afraah, S.T., M.T. yang merupakan salah satu dosen MR FTI UII, mahasiswa yang memiliki pengalaman organisasi cenderung cepat beradaptasi, inisiatif, dan lebih percaya diri saat bekerja sama dalam tim. 

“Kemampuan ini sangat relevan dengan materi perkuliahan di Manajemen Rekayasa, dimana mahasiswa belajar memimpin proyek dan mengelola tim secara profesional,” ujarnya.

Selain itu, FTI UII menyediakan berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bisa menjadi tempatmu berkembang di luar kelas. Misalnya, untuk kamu yang aktif di OSIS, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) bisa menjadi pilihan tepat untuk melatih manajemen acara dan kepemimpinan. Kamu bahkan bisa improve ke jenjang lebih atas melalui Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) Fakultas, bahkan bisa sampai ke Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Universitas yang tentunya dapat meningkatkan skill mu. Kalau kamu dulu suka kegiatan sosial seperti PMR, KSR (Korps Sukarela) siap melatihmu menjadi relawan tangguh. Suka tantangan di alam bebas? Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) bisa jadi wadah yang seru.

Ada juga UKM Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) bagi yang suka menulis dan meliput peristiwa kampus, serta UKM Kewirausahaan yang cocok untuk kamu yang ingin belajar berbisnis sejak kuliah. Seluruh UKM ini terbuka untuk semua mahasiswa dan menjadi sarana penting untuk mengasah jiwa kepemimpinan, kreativitas, dan memperluas jaringan pertemanan.

Salah satu anggota LEM FTI juga membagikan pengalamannya, bahwa selama menjadi pengurus ia merasa lebih berkembang sebagai mahasiswa dan terlatih menjadi problem solver dalam menghadapi berbagai situasi.

FTI UII juga menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan UKM dan mahasiswa, di antaranya Auditorium FTI, Gelanggang Olahraga (GOR) UII, Student Lounge, ruang-ruang pertemuan, lapangan, serta fasilitas teknologi dan media yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang berbagai kegiatan mahasiswa.

Dengan berbagai fasilitas dan kesempatan tersebut, Program Studi Manajemen Rekayasa FTI UII menjadi pilihan tepat bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan semangat organisasi ke level lebih tinggi, sekaligus menyiapkan diri menghadapi dunia industri dengan keterampilan lengkap.

Rani Novalentina