Program Studi Manajemen Rekayasa, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII), menyelenggarakan webinar dengan yang diadakan secara daring pada hari Sabtu (08/11) yang mengangkat tema “What Customer Say What You Build: Belajar Desain Berbasis Data Mining”. Webinar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait pemanfaatan data mining dalam proses desain produk sehingga produk dapat sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Mukti Faunia Rahmayani sebagai MC pada acara ini memulai webinar pada pukul 09.00 WIB. Setelah menyampaikan sambutan dan membacakan susunan acara, MC memandu peserta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Himne UII, lalu melanjutkan dengan sesi foto bersama seluruh peserta. Acara berlangsung dengan Zelania In Haryanto, S.T., M.T., sebagai moderator.

Pada acara ini,  Zelania selaku moderator, memperkenalkan Dr. Dwi Adi Purnama, S.T. sebagai pembicara utama. Beliau merupakan dosen Manajemen Rekayasa UII yang memiliki keahlian dan pengalaman kuat di bidang data mining, serta saat ini menjabat sebagai Kepala Laboratorium Data Mining.

Memahami Kebutuhan Customer Melalui Data Mining

Dalam pemaparan materinya, Dwi Adi menekankan bahwa salah satu fungsi dari kesuksesan produk yaitu dapat mengidentifikasi customer dan memberikan penawaran produk yang dibutuhkan oleh customer. Data mining dapat berperan penting dalam penyesuaian produk dengan kebutuhan customer, pemanfaatan data mining tidak hanya berhenti pada proses mengolah dan menampilkan data, tetapi teknik ini juga menjadi fondasi awal untuk memahami pola perilaku dan preferensi pelanggan dengan tetap membutuhkan pendalaman analisis agar hasilnya benar-benar relevan dengan arah desain yang ingin dikembangkan.

“Selain data mining itu perannya menampilkan pola atau trend, kita juga perlu adanya suatu interpretasi yang lebih dalam, agar bisa disesuaikan dengan kebutuhan desain yang mau kita tawarkan.” ungkapnya.

Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa sejumlah teknik data mining yang dapat digunakan untuk memahami kebutuhan pelanggan secara lebih mendalam. Dwi Adi mencontohkan penggunaan sentiment analysis untuk mengidentifikasi emosi pelanggan melalui komentar positif maupun negatif, topic modeling untuk menemukan topik-topik yang paling sering dibahas sehingga perusahaan dapat mengetahui fitur apa yang dianggap penting oleh pengguna dan clustering juga menjadi teknik penting untuk mengelompokkan pelanggan berdasarkan kesamaan perilaku dan dapat dimanfaatkan untuk segmentasi pasar. Dalam pemilihan teknik, selalu menyesuaikan jenis data yang tersedia agar hasil analisis dapat mengarahkan keputusan desain produk secara tepat dan berbasis kebutuhan konsumen.

Sesi Tanya Jawab

Webinar ini berlangsung secara interaktif dengan adanya sesi tanya jawab. Beberapa pertanyaan yang diajukan peserta mengenai peran data mining yang dapat menjembatani kesenjangan antara apa yang pelanggan ungkapkan dan apa yang sebenarnya mereka butuhkan, terkait teknik data mining dapat mengidentifikasi potensi penipuan digital, hingga merancang kuesioner yang efektif agar data yang terkumpul valid dan representatif.

Menanggapi hal tersebut, Dwi Adi menekankan pentingnya pemilihan sampel yang tepat, penggunaan teknik data mining yang sesuai serta perlunya interpretasi manusia untuk memahami konteks sosial, emosi, dan motif pengguna yang tidak selalu tampak dalam pola data. Dwi Adi juga menjelaskan bahwa data mining memiliki penerapan yang luas, mulai dari mengidentifikasi potensi penipuan pada layanan digital, memahami kebutuhan pelanggan untuk pengembangan produk, hingga memetakan karakteristik pengguna sebagai dasar segmentasi pasar.

Sesi ini kemudian ditutup dengan kesimpulan bahwa data mining bukan sekadar alat teknis, melainkan fondasi penting yang harus dikaitkan dengan kreativitas serta intuisi manusia agar keputusan desain produk yang dihasilkan lebih tepat, relevan, dan berkelanjutan. Dengan antusias  peserta yang tinggi sepanjang diskusi, panitia menutup acara dengan harapan bahwa wawasan yang diperoleh dapat mendorong peserta untuk terus mendalami potensi data mining pada proses desain dan pengembangan inovasi produk di masa mendatang.

Nisrina Nur Masrefa

Program Studi Manajemen Rekayasa, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (UII), kembali menyelenggarakan Webinar Pengenalan Profesi pada Sabtu (18/10) melalui platform Zoom. Kegiatan ini mengangkat tema “Siap Jadi Product Designer? Yuk Kenali Dunia Design Product” yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai ruang lingkup desain produk serta pentingnya inovasi yang berangkat dari kebutuhan pengguna.

Acara dimulai pukul 09.30 WIB dan dipandu oleh Mukti Faunia Rahmayani, mahasiswa Manajemen Rekayasa angkatan 2025 sebagai MC. Ia kemudian memperkenalkan narasumber, Ratih Dianingtyas Kurnia, Ph.D., seorang dosen Manajemen Rekayasa UII yang memiliki kompetensi dalam bidang perancangan produk: desain berbasis pengguna, dan sistem inovasi.

Desain Produk yang Berpusat pada Pengguna

Pada pemaparan materi, Beliau menjelaskan bahwa desain produk tidak sekadar memperindah tampilan sebuah benda. Lebih dari itu, desain harus memastikan produk tersebut fungsional, nyaman, mudah digunakan, dan benar-benar menjawab kebutuhan pengguna.

“Desain yang baik adalah desain yang memudahkan pengguna, bukan sekadar menambahkan banyak fungsi,” ungkapnya.

Beliau juga menyoroti pentingnya memahami User Experience (UX) dalam proses perancangan. Menurutnya, produk yang baik adalah produk yang menyesuaikan kebiasaan dan preferensi pengguna, bukan sebaliknya.

“ Desain produk itu harusnya mengikuti kebiasaan pengguna. Bukannya malah memaksa pengguna untuk mengikuti desain” tegasnya.

Untuk memenuhi hal tersebut, Beliau menjelaskan bahwa seorang desainer produk perlu memahami lima tahapan Design Thinking. Tahapan ini mencakup empathize, define, ideate, prototype dan testing kepada pengguna. Keseluruhan proses ini membantu memastikan desain yang dibuat benar-benar relevan dan bermanfaat bagi pengguna.

Sesi Diskusi

Memasuki sesi diskusi, peserta aktif mengajukan pertanyaan seputar bagaimana mengetahui bahwa suatu produk benar-benar efektif bagi pengguna. Menanggapi hal tersebut, Narasumber menegaskan bahwa observasi perilaku, uji coba langsung, dan evaluasi berkelanjutan menjadi langkah penting untuk memastikan manfaat dari produk yang dirancang.

“Desain bukan hanya soal kreativitas, tetapi tentang empati dan keberpihakan pada pengguna,” tegasnya.

Lebih lanjut, webinar ditutup dengan harapan agar mahasiswa MR FTI UII dapat mengenali dunia proses desain secara menyeluruh. Kedepannya merekalah yang akan berkontribusi dalam menghadirkan produk-produk inovatif. Sosok yang tidak hanya memberikan solusi, tetapi juga menghadirkan kenyamanan dan pengalaman penggunaan yang baik.

Syawarani Gayatri

Yogyakarta, Januari 2025 — Dosen Program Studi (Prodi) Manajemen Rekayasa berkolaborasi dengan tim peneliti mahasiswa dari Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII), mengembangkan smart headphone inovatif yang mampu mengendalikan paparan kebisingan dan pencahayaan berlebih saat bermain video game. Hasil penelitian ini dituangkan dalam paper berjudul “Studi Pendahuluan Perancangan Smart Headphone untuk Pengendalian Paparan Kebisingan dan Pencahayaan” yang dipublikasikan melalui SEMNAS RISTEK (Seminar Nasional Riset dan Teknologi). Penelitian tersebut merupakan salah satu penelitian yang diselesaikan dosen manajemen rekayasa. 

Tim peneliti terdiri dari Ratih Dianingtyas Kurnia, Ph.D., dosen Prodi Manajemen Rekayasa, serta empat mahasiswa prodi Teknik Industri — Virna Kumala, M. Ilham Ivansyah, Nabila Alifah, dan Muhammad Ryan Febriansyah — yang berperan aktif dalam pengumpulan data, perancangan sistem, dan analisis hasil penelitian. menyoroti risiko kesehatan akibat paparan bising hingga 80 dB dan pencahayaan rendah saat bermain game. Kondisi tersebut dapat menurunkan konsentrasi hingga menyebabkan gangguan pendengaran dan penglihatan.

“Melalui riset ini, kami ingin menghadirkan teknologi wearable yang tidak hanya nyaman, tetapi juga mampu melindungi pengguna dari paparan berlebih,” ujar Ratih, dosen sekaligus peneliti utama.

Smart headphone ini mengintegrasikan sensor suara KY-038 dan sensor cahaya TSL45315 yang terhubung dengan Raspberry Pi sebagai pengendali utama. Sistem akan otomatis mengaktifkan fitur noise-cancellation atau memberikan notifikasi suara bila pengguna terpapar kebisingan atau cahaya di luar ambang batas aman.

Rancangan produk juga mengacu pada prinsip ergonomi dan antropometri, dengan menyesuaikan ukuran kepala dan telinga pengguna agar tetap nyaman digunakan dalam waktu lama. Analisis data menunjukkan seluruh dimensi tubuh responden berdistribusi normal, memastikan desain sesuai untuk berbagai ukuran pengguna.

Penelitian ini menjadi langkah awal menuju pengembangan teknologi audio cerdas yang berorientasi pada kesehatan pengguna. “Harapannya, riset ini bisa menjadi dasar bagi pengembangan wearable technology lain yang lebih adaptif dan ramah terhadap kondisi fisik manusia,” tambah Ratih.

Selain sebagai solusi bagi gamer, teknologi ini juga berpotensi diterapkan di sektor industri dan pendidikan yang memerlukan kontrol terhadap kebisingan dan pencahayaan lingkungan kerja.

Program Studi Manajemen Rekayasa FTI UII merupakan bidang yang menggabungkan disiplin teknik, manajemen, dan inovasi teknologi untuk menjembatani proses perancangan hingga implementasi solusi rekayasa yang bernilai bisnis. 

Mahasiswa di prodi ini dibekali kemampuan analisis sistem, manajemen proyek, serta pengembangan produk berbasis teknologi agar mampu mengelola sumber daya secara efisien dan berkelanjutan. Dengan karakter interdisipliner tersebut, Manajemen Rekayasa menjadi jurusan yang sangat relevan untuk mengembangkan produk inovatif seperti smart headphone ini, karena menuntut pemahaman tentang teknologi, kebutuhan pengguna, dan aspek manajerial dalam proses inovasi.

Sumber: Studi Pendahuluan Perancangan Smart Headphone untuk Pengendalian Paparan Kebisingan dan Pencahayaan

Rani Novalentina

Kendaraan listrik kini menjadi topik hangat yang banyak diperbincangkan masyarakat urban. Tingginya kesadaran generasi muda, khususnya Gen Z, terhadap isu lingkungan dan energi terbarukan turut mendorong meningkatnya minat terhadap kendaraan listrik di Indonesia. Namun, di balik ramainya perbincangan publik tentang kendaraan listrik, adopsinya di Indonesia ternyata belum secepat yang dibayangkan. Berbagai faktor menjadi penyebabnya, terutama kebijakan pemerintah yang belum sepenuhnya menyesuaikan dengan kebutuhan dan ekspektasi masyarakat.

Masalah ini menarik perhatian Dr. Dwi Adi Purnama. Ia merupakan dosen Program Studi Manajemen Rekayasa, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII). Bersama tim peneliti lainnya, beliau melakukan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal internasional berjudul  “Data-driven Public Policy for Electric Vehicles (EV) through Open Innovation and Dynamic Consumer Preferences.”

Dari Media Sosial Menjadi Pemodelan Data

Dalam penelitiannya, Dr. Dwi Adi menggunakan pendekatan yang tidak biasa. Alih-alih melakukan survei konvensional, tim peneliti memanfaatkan big data dari media sosial (Twitter/X) untuk menangkap opini publik secara real-time. Mereka mengumpulkan lebih dari 170 ribu cuitan masyarakat Indonesia terkait kendaraan listrik selama hampir satu dekade (2014–2023).  Data ini kemudian dianalisis menggunakan teknik machine learning dan analisis sentimen untuk melihat bagaimana persepsi publik terhadap kendaraan listrik dari waktu ke waktu.

Dari hasil pengolahan data tersebut, tim menemukan berbagai topik utama yang sering dibahas masyarakat — mulai dari harga kendaraan, baterai, jarak tempuh, hingga infrastruktur pengisian daya. Analisis ini kemudian menjadi dasar lahirnya model inovatif bernama D-PII–IPA (Dynamic Product Improvability Index – Importance Performance Analysis).  Pemodelan ini memungkinkan pemerintah untuk menentukan prioritas kebijakan dan inovasi produk berdasarkan opini publik yang terus berubah. Dengan memanfaatkan big data, kebijakan tidak lagi dibuat hanya dari sudut pandang pembuatnya, tetapi juga mempertimbangkan suara masyarakat sebagai pengguna akhir.  

Hasil pemodelan ini juga menghasilkan sejumlah rekomendasi kebijakan, antara lain pemberian insentif harga, perluasan infrastruktur pengisian daya, serta peningkatan kenyamanan dan edukasi publik mengenai kendaraan listrik. Temuan ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah terkait strategi percepatan adopsi kendaraan listrik di Indonesia secara lebih efektif dan berkelanjutan.

Perpaduan Data dan Teknologi untuk Masyarakat

Lebih dari sekadar riset kebijakan, penelitian ini menunjukkan bagaimana teknologi dan data dapat berkolaborasi untuk menghasilkan keputusan yang berdampak nyata. Model ini menjadi kontribusi penting dalam bidang Manajemen Rekayasa, karena berhasil mengintegrasikan teknologi data, analisis sistem, dan pengambilan keputusan strategis. Melalui karya ini, Dr. Dwi Adi Purnama menegaskan salah satu kekuatan utama bidang Manajemen Rekayasa — bagaimana seorang engineer-manager mampu menerjemahkan data dan teknologi menjadi dasar pengambilan keputusan yang cerdas, adaptif, dan berkelanjutan bagi masyarakat.

Sumber: https://doi.org/10.1016/j.joitmc.2025.100583

Syawarani Gayatri

Pada Kamis (11/08), segenap civitas akademika Program Studi Manajemen Rekayasa (MR), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Universitas Islam Indonesia (UII) dengan hangat menyambut mahasiswa baru 2025 selaku angkatan pertama. Acara penyambutan yang digelar di Gedung KH Mas Mansyur ini menjadi momen bersejarah sekaligus menandai dimulainya perkuliahan perdana Prodi Manajemen Rekayasa yang telah resmi dibuka pada Mei 2025 lalu. 

Tepat pukul 13.00 WIB, acara dibuka oleh MC, Sang Adji Paco Labib dan Bintang Nairah Yuan. Kegiatan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars UII. Pembacaan tilawah dilakukan oleh Abdurohman, perwakilan mahasiswa baru MR. Acara selanjutnya merupakan sambutan Kaprodi Manajemen Rekayasa, Elanjati Worldailmi, S.T., M.Sc,. Beliau dengan hangat meyambut dan menyapa secara langsung mahasiswa baru MR 2025.

“Selamat datang kepada adik-adik mahasiswa baru Program Studi Manajemen Rekayasa di kampus FTI UII. Kami berharap kalian dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi unggul yang berkontribusi nyata melalui prodi ini,” ujar Elanjati.

Hangatnya Interaksi Dosen dan Maba MR

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Kepala Jurusan Teknik Industri, Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc. Beliau menyampaikan bahwa bersama prodi Manajemen Rekayasa, mahasiswa akan dipersiapkan untuk menjadi generasi muda yang adaptif terhadap kebutuhan industri masa kini dan masa depan.

Selanjutnya, suasana terasa meriah ketika para dosen Prodi Manajemen Rekayasa memperkenalkan diri dan berbagi cerita bersama mahasiswa baru. Dilanjutkan dengan pemaparan Program S1 Reguler oleh Dr. Dwi Adi Purnama, S.T., selaku perwakilan dosen MR. Beliau menjelaskan skema perkuliahan, fokus bidang studi, timeline perkuliahan, hingga fasilitas yang tersedia. Sesi yang berlangsung interaktif ini, memberikan gambaran kepada mahasiswa agar dapat lebih siap menghadapi dunia perkuliahan. 

Terakhir, puncak acara ditutup dengan sesi perkenalan dari mahasiswa baru MR yang mempererat rasa kebersamaan dan semangat memulai perjalanan akademik. Salah satu perwakilan mahasiswa, Muhammad Kadafi Aldi, membagikan kesan pertamanya.

“First Impression aku seru banget karena teman-temannya humble, dosennya juga seru dan fasilitasnya memadai,” ungkapnya.

Kadafi berharap selama berkuliah di Manajemen Rekayasa, dapat membantunya beradaptasi untuk menjadi relevan dengan kebutuhan industri, baik pada masa kini maupun masa depan

Acara ini menandai awal perjalanan Prodi Manajemen Rekayasa FTI UII. Selamat datang kepada mahasiswa baru angkatan 2025. Mari bertumbuh dan bertransformasi menjadi generasi muda yang kompeten, demi masa depan yang lebih cerah.

Syawarani Gayatri

Pada Selasa (27/05) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) resmi meluncurkan Program Studi S1 Manajemen Rekayasa. Program ini menjadi yang pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, sekaligus menjadi bentuk nyata komitmen UII dalam menjawab tantangan pendidikan tinggi yang adaptif terhadap kebutuhan industri modern.

Program studi ini telah memperoleh izin operasional dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melalui SK Nomor 175/B/O/2025 yang diterbitkan pada 24 Maret 2025. Dengan terbitnya SK tersebut, Prodi Manajemen Rekayasa siap menerima mahasiswa baru untuk semester ganjil tahun akademik 2025/2026.

Dalam konferensi pers yang digelar di Ruang Dekan FTI UII, hadir Dekan FTI UII Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU., ASEAN.Eng., Ketua Jurusan Teknik Industri Dr. Drs. Imam Djati Widodo, M.Eng.Sc., Ketua Program Studi Manajemen Rekayasa Elanjati Worldailmi, S.T., M.Sc., dan Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Dr. Agus Mansur, S.T., M.Eng.Sc.

“Peluncuran Prodi ini merupakan langkah strategis untuk menjawab kebutuhan industri terhadap tenaga profesional yang mampu mengintegrasikan aspek rekayasa dan manajemen secara sistemik,” ujar Prof. Hari Purnomo.

Prodi ini dirancang untuk mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki kompetensi teknis, tetapi juga kemampuan manajerial dalam mengelola proses bisnis dan operasional berbasis pendekatan efisiensi dan digitalisasi. Program ini menonjolkan pendidikan multidisipliner dengan fokus pada digital data-driven product design.

Imam Djati Widodo menambahkan bahwa keunggulan utama program ini terletak pada penerapan sistem pembelajaran hybrid, yaitu kombinasi pembelajaran daring dan luring yang fleksibel. “Kami ingin memberikan akses pembelajaran yang luas, relevan, dan selaras dengan dinamika teknologi digital tanpa mengurangi kualitas akademik,” jelasnya.

Selain itu, kurikulum Prodi Manajemen Rekayasa FTI UII juga mengedepankan kolaborasi dengan industri, pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), serta integrasi nilai-nilai keislaman sebagai ciri khas lulusan UII.

Ketua Program Studi, Elanjati Worldailmi, menyampaikan bahwa program ini berfokus menghasilkan lulusan yang EPIC — Ethical, Professional, Intelligent, dan Competent. “Melalui pendekatan Capstone Design, mahasiswa akan mendapatkan pengalaman praktis dalam pengembangan produk tanpa kewajiban menulis skripsi tradisional, sehingga lebih siap langsung terjun ke dunia kerja,” ujarnya.

Masa studi ditargetkan dapat diselesaikan dalam waktu maksimal delapan semester, dengan biaya yang relatif terjangkau. Saat ini, pendaftaran mahasiswa baru telah dibuka dan Prodi siap menerima calon mahasiswa untuk semester ganjil tahun akademik 2025/2026. Informasi lebih lanjut mengenai struktur kurikulum, skema beasiswa, hingga alur pendaftaran dapat diakses melalui laman resmi Manajemen Rekayasa FTI UII, sehingga calon mahasiswa dapat merencanakan studinya secara matang sejak awal.

Dalam menghadapi tantangan era industri 4.0 dan masyarakat 5.0, penguasaan teknologi saja tidaklah cukup. Dunia kerja saat ini membutuhkan profesional yang tidak hanya cakap dalam aspek teknis, tetapi juga menjunjung tinggi integritas, profesionalisme, dan kecerdasan strategis. Menjawab kebutuhan tersebut, Program Studi Manajemen Rekayasa (PSMR) Universitas Islam Indonesia (UII) menetapkan arah pengembangan lulusannya melalui empat karakter utama yang dirumuskan dalam Profil Lulusan EPIC: Ethical, Professional, Intelligent, dan Competent.

Ethical
Lulusan PSMR UII dibentuk untuk menjunjung tinggi nilai-nilai etika, baik dalam konteks profesional maupun sosial. Etika kerja ini berlandaskan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan yang menjadi fondasi UII, membentuk lulusan yang bertanggung jawab dalam setiap keputusan pengembangan produk yang mereka ambil.

Professional
Sikap profesional ditanamkan sejak awal proses pembelajaran melalui praktik langsung, kerja tim lintas disiplin, serta komunikasi yang efektif. Lulusan dibekali kemampuan untuk bekerja secara sistematis, disiplin terhadap waktu, dan adaptif terhadap dinamika dunia industri.

Intelligent
Kecerdasan yang dimaksud bukan semata-mata akademik, melainkan mencakup kemampuan berpikir kritis, analitis, dan strategis dalam merespons kompleksitas pengembangan produk. Lulusan mampu memanfaatkan data digital secara optimal untuk menghasilkan keputusan desain yang akurat dan relevan.

Competent
Kompetensi lulusan dibangun melalui kurikulum berbasis proyek dan integrasi dengan kebutuhan industri. PSMR UII menekankan penguasaan metode dan alat pengembangan produk berbasis data digital (digital data-driven product design), mulai dari identifikasi kebutuhan pasar, perancangan sistem, hingga validasi produk.

Dengan profil lulusan EPIC ini, PSMR UII berkomitmen untuk mencetak generasi baru pengembang produk yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap memimpin inovasi yang bermakna dan berkelanjutan. Mereka bukan sekadar pengguna teknologi, melainkan pencipta solusi berbasis data yang berdampak nyata bagi masyarakat.

Transformasi industri yang didorong oleh digitalisasi menuntut hadirnya talenta yang mampu mengintegrasikan pemahaman teknis dengan wawasan manajerial dalam pengembangan produk. Program Studi Manajemen Rekayasa (PSMR) Universitas Islam Indonesia (UII) hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut, dengan fokus pada pengembangan produk berbasis data digital.

Berbekal kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan industri, lulusan PSMR UII memiliki prospek karier yang luas di sektor manufaktur, jasa, teknologi informasi, dan produk konsumen. Posisi-posisi berikut ini mencerminkan relevansi kompetensi lulusan PSMR dengan kebutuhan nyata di pasar kerja Indonesia:

1.⁠ ⁠Product Research and Development Staff
Lulusan PSMR UII memiliki kemampuan dalam merancang, menguji, dan menyempurnakan produk baru berbasis analisis data pasar dan kebutuhan konsumen. Posisi ini banyak dibutuhkan di sektor FMCG, teknologi, dan otomotif.

2.⁠ ⁠Market Research Analyst
Kemampuan analisis data digital dan pemahaman perilaku pasar menjadikan lulusan PSMR ideal untuk peran ini. Mereka mampu mengolah informasi untuk mendukung keputusan strategis dalam pengembangan produk dan layanan.

3.⁠ ⁠Assistant Product Manager
Dengan pemahaman menyeluruh tentang siklus hidup produk dan manajemen proyek, lulusan PSMR UII dapat berperan aktif dalam proses pengembangan produk baru, koordinasi antar tim teknis, serta evaluasi performa produk di pasar.

4.⁠ ⁠Management Trainee (Bidang Produk dan Teknologi)
Banyak perusahaan nasional dan multinasional membuka jalur akselerasi kepemimpinan melalui program Management Trainee. Lulusan PSMR UII yang memiliki kombinasi kemampuan teknis dan manajerial sangat sesuai untuk posisi ini.

5.⁠ ⁠Product Development Staff
Dalam peran ini, lulusan PSMR terlibat langsung dalam merancang spesifikasi teknis, menentukan strategi produksi, dan memastikan kesesuaian produk dengan ekspektasi pasar.

Keunikan PSMR UII terletak pada pendekatannya yang tidak hanya berbasis teknologi, tetapi juga ditopang oleh nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan yang menjadi karakter UII sebagai institusi pendidikan tinggi berakreditasi “Unggul”. Dengan demikian, lulusan PSMR UII dipersiapkan tidak hanya untuk berkompetisi di tingkat nasional, tetapi juga untuk berkontribusi pada masa depan industri yang berkelanjutan dan berintegritas.

Dalam lanskap global yang semakin terdigitalisasi, Manajemen Rekayasa (Engineering Management) tampil sebagai salah satu disiplin strategis yang menghubungkan teknologi, inovasi, dan kepemimpinan bisnis. Di berbagai belahan dunia, program ini mengalami transformasi seiring dengan perubahan kebutuhan industri—bukan hanya dalam aspek teknis, tetapi juga dalam kemampuan untuk mengelola data, proses inovatif, dan ketidakpastian pasar.

University College London (UCL) misalnya, menawarkan program Engineering with Innovation and Entrepreneurship yang dirancang untuk melatih mahasiswa agar mampu merancang solusi teknologi sekaligus mengelola proses komersialisasinya. Di Jerman, RWTH Aachen University menggabungkan pendekatan teknik industri klasik dengan kecerdasan buatan dan analitik prediktif untuk meningkatkan efisiensi sistem produksi. Sementara itu, National University of Singapore (NUS) melalui School of Continuing and Lifelong Education (SCALE) memberikan penekanan pada data-driven decision making dalam konteks teknik dan bisnis.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa Manajemen Rekayasa di dunia telah berevolusi menjadi ilmu yang sangat adaptif dan kontekstual—tergantung pada tantangan lokal maupun tren global. Tidak lagi sekadar soal manajemen proyek teknis, tetapi juga tentang kemampuan memanfaatkan data digital untuk menciptakan nilai tambah secara berkelanjutan.

Di tengah arus global tersebut, Universitas Islam Indonesia (UII) mengambil posisi strategis dengan menghadirkan Program Studi Manajemen Rekayasa (PSMR) yang berfokus pada pengembangan produk berbasis data digital. Dirancang untuk menjawab kebutuhan industri 4.0 dan 5.0, PSMR UII mencetak lulusan yang siap berperan sebagai pengembang produk, analis pasar, dan manajer inovasi di berbagai sektor. Dengan akreditasi “Unggul” yang disandang UII dan fondasi nilai-nilai keislaman serta keindonesiaan, PSMR UII mempersiapkan generasi profesional yang kompeten secara teknis dan berintegritas dalam kepemimpinan.

Manajemen Rekayasa merupakan bidang keilmuan interdisipliner yang mengintegrasikan prinsip-prinsip rekayasa dengan pendekatan manajerial dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan sistem teknologi. Di tingkat global, disiplin ini mulai berkembang pada awal abad ke-20, terutama di Amerika Serikat, untuk menjawab kebutuhan industri terhadap profesional yang tidak hanya memahami aspek teknis, tetapi juga mampu mengelola proses inovasi secara strategis.

Institusi terkemuka seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Stanford University menjadi pelopor dalam menyusun kurikulum Manajemen Rekayasa. MIT, melalui program seperti Leaders for Global Operations (LGO), menggabungkan pendidikan teknik dan manajemen untuk mencetak pemimpin di bidang manufaktur dan operasi global. Sementara itu, Stanford University membentuk Departemen Management Science and Engineering (MS&E) pada tahun 2000, hasil penggabungan dari tiga departemen sebelumnya: Industrial Engineering and Engineering Management, Engineering-Economic Systems, dan Operations Research. Departemen ini menjadi salah satu yang paling dihormati di dunia dalam bidangnya, dengan fokus pada integrasi riset operasi, ekonomi, dan ilmu organisasi .

Di Indonesia, pengembangan program studi Manajemen Rekayasa mulai tumbuh dalam dua dekade terakhir, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan industri nasional terhadap sumber daya manusia yang mampu berpikir sistemik, adaptif, dan berbasis data. Salah satu inisiatif terbaru hadir dari Universitas Islam Indonesia (UII), yang secara resmi meluncurkan Program Studi Manajemen Rekayasa (PSMR) pada jenjang sarjana.

PSMR UII dirancang dengan fokus pada pengembangan produk berbasis data digital, menjadikannya relevan dengan tantangan dan kebutuhan industri masa depan. Lulusan program ini diproyeksikan untuk mengisi posisi strategis seperti Product Research and Development Staff, Market Research Analyst, Assistant Product Manager, Management Trainee, dan berbagai peran lain dalam pengembangan produk dan inovasi.

Sebagai institusi pendidikan tinggi yang terakreditasi “Unggul” dan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman serta keindonesiaan, UII menghadirkan PSMR sebagai kontribusi nyata dalam mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat dan berorientasi pada kemajuan bangsa.