Manajemen Rekayasa merupakan bidang keilmuan interdisipliner yang mengintegrasikan prinsip-prinsip rekayasa dengan pendekatan manajerial dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan sistem teknologi. Di tingkat global, disiplin ini mulai berkembang pada awal abad ke-20, terutama di Amerika Serikat, untuk menjawab kebutuhan industri terhadap profesional yang tidak hanya memahami aspek teknis, tetapi juga mampu mengelola proses inovasi secara strategis.

Institusi terkemuka seperti Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Stanford University menjadi pelopor dalam menyusun kurikulum Manajemen Rekayasa. MIT, melalui program seperti Leaders for Global Operations (LGO), menggabungkan pendidikan teknik dan manajemen untuk mencetak pemimpin di bidang manufaktur dan operasi global. Sementara itu, Stanford University membentuk Departemen Management Science and Engineering (MS&E) pada tahun 2000, hasil penggabungan dari tiga departemen sebelumnya: Industrial Engineering and Engineering Management, Engineering-Economic Systems, dan Operations Research. Departemen ini menjadi salah satu yang paling dihormati di dunia dalam bidangnya, dengan fokus pada integrasi riset operasi, ekonomi, dan ilmu organisasi .

Di Indonesia, pengembangan program studi Manajemen Rekayasa mulai tumbuh dalam dua dekade terakhir, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan industri nasional terhadap sumber daya manusia yang mampu berpikir sistemik, adaptif, dan berbasis data. Salah satu inisiatif terbaru hadir dari Universitas Islam Indonesia (UII), yang secara resmi meluncurkan Program Studi Manajemen Rekayasa (PSMR) pada jenjang sarjana.

PSMR UII dirancang dengan fokus pada pengembangan produk berbasis data digital, menjadikannya relevan dengan tantangan dan kebutuhan industri masa depan. Lulusan program ini diproyeksikan untuk mengisi posisi strategis seperti Product Research and Development Staff, Market Research Analyst, Assistant Product Manager, Management Trainee, dan berbagai peran lain dalam pengembangan produk dan inovasi.

Sebagai institusi pendidikan tinggi yang terakreditasi “Unggul” dan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman serta keindonesiaan, UII menghadirkan PSMR sebagai kontribusi nyata dalam mencetak generasi yang tidak hanya unggul secara intelektual, tetapi juga berkarakter kuat dan berorientasi pada kemajuan bangsa.

Oleh: Elanjati Worldailmi

Organisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi adalah suatu kesatuan yang terdiri daribeberapa bagian dalam suatu perkumpulan yang memiliki tujuan tertentu, atau sekelompokorang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pengertian umum, organisasi dapat diartikan sebagai lembaga atau institusi, serta dapat merujuk pada proses pengorganisasian fungsi-fungsi manajerial tertentu. Konsep organisasi memiliki dua pengertian: sebagai kata benda dan kata kerja. Ketika dipahami sebagai kata kerja, organisasimencakup serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sistematis.

Secara esensial, organisasi adalah kerja sama formal antara dua orang atau lebih yang salingterikat dalam suatu sistem untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Organisasi juga dapat dipandang sebagai tempat bagi individu untuk bekerja secara terarah dan terkendalidalam upaya mencapai target tertentu dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Ciri-ciri utama organisasi meliputi adanya tujuan yang ingin dicapai, struktur dan aturan formal, kerja sama antar anggota, serta pembagian tugas dan wewenang yang terkoordinasi.

Elemen penting dalam organisasi mencakup keanggotaan (baik pimpinan maupun yang dipimpin), kerja sama, tujuan bersama, lingkungan sekitar, sarana dan prasarana, sertakomunikasi. Keberadaan kerja sama memungkinkan tiap individu yang memiliki peranberbeda untuk mendukung tercapainya tujuan. Lingkungan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi juga memengaruhi arah organisasi. Di sisi lain, komunikasi yang efektif menjadikunci utama untuk mewujudkan kerja sama antar anggota.

Beberapa bentuk organisasi yang umum dijumpai antara lain adalah:

Organisasi garis dan staf, yang membagi tugas menjadi dua kelompok: pelaksanaantugas utama dan pekerjaan sesuai spesialisasi.
Organisasi garis, yang biasanya terdiri dari sedikit anggota dan menjalankan tugaslangsung berdasarkan pembagian kerja.
Organisasi fungsional, di mana pemimpin menyampaikan instruksi kepada bawahannyasecara langsung, bahkan memungkinkan seseorang menerima perintah dari lebih darisatu atasan.
Organisasi komite, yang memiliki kewenangan kolektif dalam pengambilan keputusanmelalui musyawarah.

Kegiatan organisasi menuntut adanya koordinasi, komunikasi yang efektif, serta pembagianperan secara terstruktur. Dalam Islam, prinsip organisasi sangat ditekankan demi mencapaikemaslahatan bersama, sebagaimana ditegaskan dalam QS Al-Maidah ayat 2:

“…Dan saling tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlahkalian saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan…” (QS Al Maidah: 2)

Begitu pula dalam QS Ash Shaff ayat 4:

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya bershaf-shaf(bersusun, berbaris-baris) seolah mereka adalah bangunan yang tersusun kokoh” (QS Ash Shaff: 4)

Rasulullah SAW menunjukkan kemampuan organisasi yang luar biasa, dengan menempatkansahabat-sahabatnya secara tepat dalam berbagai posisi strategis, baik dalam pemerintahan, peperangan, maupun penyelesaian masalah. Beliau juga selalu melibatkan musyawarahdalam perkara yang tidak berhubungan langsung dengan wahyu, seperti dalam Perang Badar saat menerima saran dari Al Habbab bin Mundzir r.a. dan ide Salman Al Farisi r.a. tentangpenggalian parit sebagai strategi pertahanan kota Madinah. Banyak teladan pengorganisasiandalam siroh nabawiyah yang menunjukkan pentingnya pengelolaan organisasi secara Islami.

Organisasi Sehat

Organisasi yang sehat adalah organisasi yang mampu menunjukkan kinerja optimal. Ciri-cirinya meliputi arah yang jelas (direction), akuntabilitas, koordinasi dan pengendalian, lingkungan dan nilai-nilai, orientasi eksternal, motivasi, kapabilitas, inovasi, sertakepemimpinan.

Terdapat tiga tipe pegawai dalam organisasi:

Quitters, yaitu pegawai yang pasif dan tidak menunjukkan semangat kerja.
Campers, yaitu mereka yang cepat puas setelah mencapai tujuan tertentu.
Climbers, yaitu pegawai yang terus berupaya berkembang dan mencapai tingkat lebihtinggi.

Organisasi yang sehat idealnya diisi oleh individu bertipe climbers yang memiliki dorongankuat untuk maju.

Budaya Organisasi Sehat

Kualitas sumber daya manusia dalam organisasi berkaitan erat dengan budaya organisasiyang terbentuk. Budaya ini tidak muncul secara instan, melainkan melalui proses panjangyang memerlukan komitmen dan kesabaran dari seluruh elemen organisasi. Budayaorganisasi dapat tumbuh secara efektif jika seluruh anggota mendukung nilai-nilai yang dibangun.

Ciri-ciri budaya organisasi yang sehat meliputi:

Identitas organisasi yang jelas (termasuk lokasi, legalitas, dan administrasi),
Status dan pembagian kerja SDM yang terstruktur,
Kejelasan visi dan misi,
Transparansi dalam manajemen,
Aktivitas kerja yang terarah dan sistematis (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi),
Perhatian terhadap kesejahteraan anggota organisasi.

Sumber daya manusia dianggap sebagai aset berharga. Oleh karena itu, organisasi tidakhanya menuntut kinerja, tapi juga perlu menyediakan fasilitas yang menunjang kesejahteraandan produktivitas anggotanya.

Untuk membangun budaya organisasi yang sehat, diperlukan langkah-langkah seperti:

1. Konsistensi dalam menjalankan nilai-nilai inti,
2. Sosialisasi melalui pelatihan dan orientasi,
3. Seleksi ketat saat rekrutmen agar sejalan dengan budaya organisasi,
4. Dukungan penuh dari manajemen atas,
5. Evaluasi berkala untuk menyesuaikan budaya dengan perubahan yang terjadi.

Budaya yang baik akan meningkatkan loyalitas dan komitmen anggota terhadap organisasi.

Visi Misi dan Ruh Organisasi

Organisasi dapat diibaratkan seperti kehidupan manusia—dimulai dari lahir, tumbuh, berkembang, hingga mengalami penurunan atau bahkan berakhir. Agar tetap “hidup”, seluruhbagian organisasi harus menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam konteks ini, visi dan misiberperan sebagai ruh atau nyawa organisasi. Tanpa keduanya, organisasi akan kehilanganarah dan akhirnya mati meskipun memiliki struktur fisik atau sumber daya yang lengkap.

Seringkali, organisasi yang sudah lama berdiri mengalami kejenuhan terhadap visi dan misiawal. Kegiatan menjadi rutinitas tanpa arah, dan tujuan utama pun dilupakan. Hal ini menjadiindikator bahwa organisasi sedang tidak sehat.

Semakin besar dan kompleks organisasi, semakin luas pula visi misi yang harus dirumuskan, lengkap dengan jangka waktu pencapaiannya. Pemimpin memiliki tanggung jawab untukterus menghidupkan semangat organisasi melalui penyampaian visi misi dan mengembangkan program-program yang konkret. Mereka juga perlu menjaga nilai-nilai inti yang menjadi identitas organisasi.

Apabila visi dan misi dilupakan, maka rutinitas kerja akan kehilangan makna, munculkepentingan pribadi, penyimpangan nilai, dan akhirnya organisasi kehilangan integritasnya. Oleh karena itu, menjaga keberlangsungan visi dan misi adalah kunci agar organisasi tetaphidup dan berkembang. Dukungan seperti pendanaan dan fasilitas memang penting, namuntanpa visi dan misi, semuanya akan kehilangan makna.