ISLAMIC HEALING: INTEGRASI PENDEKATAN SPIRITUAL DAN MODERN DALAM MENYEMBUHKAN LUKA MENTAL

Oleh: Zelania In Haryanto

Zaman modern sudah memberi banyak perubahan pada kehidupan manusia, di antaranya adalah faktor kesehatan yang semakin kompleks terutama mental. Tekanan dari dalam maupun luar sangat berpotensi menyebabkan stres sampai depresi, keadaan yang kerap diderita oleh manusia modern sehingga memicu kecemasan. Belum lagi mereka yang mendapatkan luka mental di masa lalu, tentu akan menderita kesulitan dalam menjalani kehidupan keseharian dikarenakan terganggunya fungsi fisik serta psikologis. Bila telah menyebabkan gangguan pada kegiatan harian, pertolongan profesional sangat diperlukan guna penyembuhannya. Namun, selain bantuan profesional, seseorang juga dapat melakukan penyembuhan diri atau self healing dengan pendekatan agama Islam, yang dapat kita sebut dengan Islamic healing.

Sebelum kita membahas mengenai Islamic healing, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu self healing. Secara umum, karakteristik self healing (penyembuhan diri) yaitu hati yang tenang dan bersih.1 Pengulangan penyembuhan diri yang konsisten dapat dilakukan secara terpisah untuk memperoleh hasil terbaik dalam menjaga kesehatan mental.2 Pendekatan ini tidak bergantung pada pengobatan tertentu, tetapi lebih memfasilitasi pelepasan emosi dan perasaan secara alami baik dalam tubuh maupun pikiran.3 Fenomena penyembuhan diri terkait erat dengan keyakinan, karena konsep diri berfungsi sebagai katalis utama untuk keyakinan diri.4

Penyembuhan diri mengacu pada kemampuan bawaan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri, karena istilah “penyembuhan” dipahami sebagai prosedur pengobatan atau pemulihan yang sistematis.4 Tujuan penting dari penyembuhan diri adalah untuk mencapai kesadaran diri. Setelah mencapai penyembuhan diri, seseorang akan mengembangkan keyakinan diri yang meningkat dalam menghadapi tantangan hidup, menerima kesalahan dan kesulitan.5 Konsep yang mendasari proses penyembuhan diri adalah bahwa tubuh manusia memiliki kapasitas bawaan untuk memulihkan dan memperbaiki dirinya sendiri melalui mekanisme alami tertentu.6 Tujuan dari proses penyembuhan diri ini adalah untuk mengurangi stres, ketakutan, dan gejala tekanan mental dan emosional lainnya.7

Dalam Islam, konsep penyembuhan diri dicontohkan oleh keputusan Nabi untuk melakukan tahajud dan dzikir di Gua Hira, yang melibatkan penyerahan hatinya kepada Allah SWT, ketika menghadapi situasi sulit.8 Untuk mencari kesembuhan, Nabi melakukan pengabdian dan meditasi dengan mendekatkan diri kepada-Nya. Nabi mengamati praktik melakukan salat sebagai sarana untuk mencapai ketenangan pikiran, sehingga memungkinkan perenungan yang efektif terhadap kesejahteraan mental dan fisik.9

Dalam Islam, Al-Qur’an serta Hadits berfungsi selaku sumber inti petunjuk bagi umat Islam dalam banyak bidang kehidupan, yang mencakup masalah spiritual dan etika. Satu diantara konsep krusial dalam Al-Qur’an yang sangat dekat dengan Islamic healing adalah muhasabah, yaitu introspeksi diri maupun mengevaluasi tindakan diri sendiri. Muhasabah merupakan salah satu cara untuk self healing. Muhasabah adalah istilah yang berasal dari kata حاسب – يحاسب, yang dalam bentuk masdar (dasar) berarti menghitung, mengoreksi, dan introspeksi. Dengan demikian, muhasabah merujuk pada upaya seseorang guna menghitung serta melakukan evaluasi diri, mengecek berapa banyak dosa yang sudah dilaksanakan serta kebaikan apa saja yang belum dilaksanakan.10

Proses self healing adalah bagian dari upaya menjaga kesehatan psikologis. Proses ini dimulai dengan menerima diri sepenuhnya, mengidentifikasi sumber masalah, memahami penyebab konflik, dan berusaha menyelesaikannya, baik masalah pribadi maupun yang melibatkan orang lain. Self healing bukan hanya melibatkan perawatan fisik, tetapi juga aspek spiritual. Dalam Islam, kesembuhan datang dari Allah, sedangkan dokter hanya sebagai perantara.11 Islam mengajarkan muhasabah sebagai solusi untuk menguatkan mental yang lemah, menyembuhkan mental yang terluka, serta mengatasi konflik batin dan masalah emosional yang ada. Muhasabah berperan penting dalam proses self healing, dengan cara fokus pada masalah yang dilawan, menerimanya dengan lapang dada, dan mengingat Allah sebagai sumber pertolongan.12 Muhasabah selaku tahapan self healing adalah solusi yang ditawarkan agama untuk penyembuhan jiwa dan spiritual manusia modern. Dengan introspeksi yang benar, seseorang akan lebih berhati-hati dalam bertindak, cepat bertaubat jika berbuat salah, dan mampu melakukan pengendalian diri, sehingga jadi lebih baik dalam segala hal dan menyebarkan energi positif di sekitarnya.

Selain dalil di dalam Al-Qur’an, konsep Islamic healing juga ada pada Hadis Nabi Muhammad saw. Berikut ini yakni satu diantara Hadis terkait self healing bagi luka mental:

 

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ زَكَرِيَّا عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ عَمَّارٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللََِّّ الدُّؤَلِ يِ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ ابْنِ أَخِي حُذَيْفَةَ عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ كَانَ ال نَّبِيُّ صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى (رواه أبوداود)

 

“Sudah mengisahkan pada kami Muhammad bin Isa, sudah mengisahkan pada kami Yahya bin Zakariya dari Ikrimah bin Ammar dari Muhammad bin Abdillah ad-Du’ali dari Abdul Aziz keponakan Hudzaifah dari Hudzaifah, ia berucap: “Jika Nabi Muhammad saw. memiliki rasa resah dikarenakan suatu hal, beliau salat” (H.R. Abu Daud No. 1319).13

Hadis di atas mengandung makna bahwa salat tidak hanya mengajarkan ketaatan kepada Allah SWT.14 Lafadz إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ mengandung makna “ketika sesuatu yang penting menimpa mereka atau mereka merasa sedih”. Lafadz حَزَبَه pada huruf ب juga diartikan sebagai الحزن, yang bermakna kesedihan. Al-Munziri menyebutkan bahwa hadis ini juga diriwayatkan secara mursal, kecuali dalam lafadz إِذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى في اخر الليل.15 Selain itu, ayat Al-Qur’an Q.S. al-Baqarah [2]: 45 bahwa konsistensi dalam salat akan terasa berat terkecuali guna mereka yang khusyuk kepada Allah SWT., yang jiwanya penuh keimanan, sehingga mereka segera salat untuk mendamaikan hati dan menghilangkan kegundahan mereka.16

Terdapat redaksi Hadis lain mengenai self healing yang berbunyi di bawah ini:

 

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالََّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَقَ يُحَدِ ثُ عَنْ الَْْغَ ر أَبِي مُسْلِمٍ أَنَّهُ قَالَ أَشْهَدُ عَلَى أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِ يِ أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى النَّبِ يِ صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لََّ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَََّّ عَزَّ وَجَلَّ إِلََّّ حَفَّتْهُمْ الْمَلََئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَ لَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللََُّّ فِيمَنْ عِنْدَه )رواه مسلم(

 

Nabi Muhammad saw. bersabda: “Tidaklah sebuah kaum berkumpul guna melakukan dzikir (mengingat Allah), terkecuali dinaungi oleh para malaikat, diberi kesimpahan pada mereka rahmat, diturunkan pada mereka rasa tenang, serta Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-Nya” (H.R. Muslim No. 2700).17

Hadis di atas menunjukkan keutamaan berzikir, majelis zikir, serta keberkahan berteman dengan orang-orang saleh. Al-Qadhi Iyad menyebutkan bahwa zikir terbagi jadi dua, yakni zikir dengan hati serta lisan. Zikir dengan hati ialah merenungkan kebesaran Allah dan mematuhi perintah serta larangan-Nya (Imam Nawawi). Zikir yakni kunci ketenangan hati, inti dari kebahagiaan, karena dengan zikir hati manusia sekadar bergantung pada Allah SWT. serta tidak pada yang lain. Zikir menyebabkan sakinah (ketenangan), rahmat, dan dikelilingi malaikat.18

Selain itu, terdapat juga hadis lain yang seirama dengan hadis di atas mengenai self healing, yaitu sebagai berikut:

 

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الَْْعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَ يرَةَ عَنْ النَّبِ يِ صَلَّى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللََِّّ تَعَالَى يَتْلُونَ كِتَابَ اللََِّّ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلََّّ نَزَ لَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلََئِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللََُّّ فِيمَنْ عِنْدَهُ )رواه مسلم(

 

Nabi Muhammad saw. bersabda: “Tidaklah sebuah kaum berkumpul di satu diantara rumah dari rumah-rumah Allah, guna membaca serta mempelajari kitab-Nya, terkecuali sakinah (ketenangan) turun pada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, serta Allah menyebut mereka di hadapan makhluk-Nya” (H.R. Muslim No. 2700).17

Hadis di atas menunjukkan tentang keutamaan membaca serta mendalami Al-Qur’an, baik dalam majelis umum maupun khusus. Sakinah, rahmat, dan malaikat yang menaungi mereka menunjukkan betapa pentingnya menghadiri majelis zikir dan majelis ilmu. Membaca Al-Qur’an secara teratur, diiringi dengan pemahaman akan maknanya, membantu menjelaskan sasaran hidup. Ketika Al-Qur’an berfungsi selaku pedoman hidup, kita bisa yakin bahwa setiap aktivitas yang kita lakukan di dunia dan yang kita jalani dalam hidup ini akan senantiasa dijaga dan diarahkan oleh Tuhan kita.19

Pedoman hadis dan Al-Qur’an diatas menunjukkan pentingnya salat dan zikir sebagai bentuk self healing bagi kesehatan mental. Kedua aktivitas tersebut selain untuk mendekatkan seseorang kepada Allah SWT., juga untuk memberikan ketenangan jiwa serta menyembuhkan luka mental, sehingga seseorang dapat lebih kuat menghadapi berbagai tantangan hidup yang dialaminya.

REFERENSI

 

1 Zakiah, N. (2022). Menjaga Kesehatan Mental dengan Self Healing. Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

2 Rahmasari, D. (2020). Self Healing is Knowing Your Own Self. Surabaya: Unesa University Press.

3 Adila, S. N. (2020). Generasi Z & Self Healing dalam Karya Musik (Studi Analisis Resepsi Self Healing Generasi Z dalam Album “Mantra-mantra Oleh Kunto Aji. Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4 Bachtiar, M. A., & Faletehan, A. F. (2021, Juni). Self-Healing sebagai Metode Pengendalian Emosi. 6(1).

5 Biscayawati, A. D. (2020). Analisis Semiotik Simbol Self Healing Pada Lirik Lagu dalam Album Menari Dengan Bayangan-Hindia. Surabaya: UIN Sunan Ampel.

6 Rahmawati, A. P. (2020). Analisis Nilai Sufistik dalam Prosedur Self Healing (Studi Deskriptif Analisis Pada Pelatihan Mind Healing Technique Angkatan ke-13 di Kota Bandung Tahun 2019). Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

7 Islami, L. A. (2016). Self Healing dalam Mengatasi Post-Power Syndrome. Serang: UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten.

8 Arroisi, J. (2018, November). Spiritual Healing dalam Tradisi Sufi. TSAQAFAH Jurnal Peradaban Islam, 14(2).

9 Zakiah, N. (2022). Menjaga Kesehatan Mental dengan Self Healing. Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

10 Zakiyah Darajat, Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang Kesehatan Mental dalam Mukjizat Al-Qur’an dan Sunnah tentang IPTEK, (Jakarta: GIP, 1997), 215.

11 Saila Rahmatika, Abd Rozaq, and Ulil Fauziyah, “Konsep Self-Healing Perspektif Al-Qur’an Dan Psikologi (Studi Atas Surah Al-Muzammil 1-10),” Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam 9, no. 2 (July 15, 2023): 116–31.

12 Ahmad Kamaluddin, Kontribusi Regulasi Emosi Qur’ani Dalam Membentuk Perilaku Positif (Surabaya: Cipta Media Nusantara, 2022), 62.

13 Abi Daud. (2009). Sunan Abi Daud (Jilid 2). Beirut: Dar ar-Risalah al-‘Alamiyyah.

14 Fadil, A. (2018). Shalat Sebagai Obat (Kajian Hadis Tahlili). UIN Alauddin Makassar.

15 Syariful Haq. (2005). ‘Aunul Ma’bud ‘ala Syarhi Sunan Abi Daud (Cetakan 1). Beirut: Dar Ibn Hazm.

16 Azmi, R. (2017). Hubungan Sabar dan Shalat dalam al-Qur’an. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.

17 Muslim. (2015). Shahih Muslim (Edisi 2). Riyadh: Dar al-Hadhrah li an-Nasyri wa at-Tauzi.

18 Tarwalis. (2017). Dampak Dzikir Terhadap Ketenangan Jiwa (Studi Kasus di Gampong Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar). Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

19 Khafidoh, E. N. (2021). Studi Komparatif Pendidikan Islam dalam Tembang Lir-Ilir Karya Sunan Kalijaga dan Tembang Tombo Ati Karya Sunan Bonang. Institut Agama Islam Negeri Ponorogo.

 

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *